Berita & Artikel
Transplantasi Sel Punca Hematopoietik (HSCT)
Mentransplantasikan sel punca darah
Dr Colin Phipps Diong, seorang konsultan yang baru bergabung di Parkway Cancer Centre yang memiliki spesialisasi dalam hal limfoma dan kanker darah, serta transplantasi sel punca hematopoietik, menjelaskan mengenai transplantasi sel punca hematopoietik.Apakah yang dimaksud dengan transplantasi hematopoietik (sumsum tulang belakang)?
Istilah sel punca hematopoietik/haematopoietic stem cell (HSC) merujuk kepada sel-sel yang dibuat dalam pabrik darah atau sumsum tulang belakang yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi hampir semua jenis sel darah.
Transplantasi HSC (HSCT) dilakukan untuk mengembalikan fungsi sumsum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh setelah dirusak dan/atau diserang oleh kanker darah.
HSCT dewasa pertama di Singapura dilakukan pada bulan Juli tahun 1985 pada seorang pasien yang menderita leukemia akut kambuhan.
Sebelum diberikan infus HSC, pasien diberikan radiasi pada seluruh tubuhnya dengan organ-organ vital diberikan pelindung. Tindakan yang dilakukan tepat sebelum diberikannya infus HSC disebut sebagai terapi pengkondisian dan dilakukan untuk membantu menbunuh sel-sel tumor, “menghapus ingatan†yang dimiliki oleh sistem kekebalan tubuh pasien, dan menciptakan “ruang†di dalam sumsum tulang belakang untuk pertumbuhan sel punca yang akan ditransplantasikan.
Dalam hal transplantasi menggunakan HSC yang berasal dari orang lain, terapi pengkondisian juga membantu mengurangi risiko dimana tubuh pasien membunuh atau menolak sel punca donor yang ditransplantasikan (penolakan transplantasi).
Siapakah yang dapat menjalaninya?
Indikasi yang paling umum dari HSCT adalah kanker darah, terutama leukemia akut, kanker jaringan limfatik (limfoma) dan sel-sel darah pembentuk antibodi (multiple myeloma).
Indikasi lainnya meliputi kegagalan sumsum tulang belakang, penyakit autoimun dan masalah-masalah saraf seperti sklerosis ganda/multiple sclerosis yang gagal diobati dengan pengobatan standar.
Apa sajakah jenis-jenis HSCT?
HSCT dapat secara luas dibagi menjadi transplantasi autologus, dimana pasien menggunakan sel punca darah mereka sendiri, dan transplantasi alogenik, dimana sel punca diperoleh dari orang lain.
Alasan dilakukannya transplantasi autologus adalah untuk mengantarkan kemoterapi dosis tinggi (dengan atau tanpa radioterapi).
Reinfusi sel punca pasien sendiri bertindak untuk menyelamatkan sumsum tulang belakang dari toksisitas. Sel-sel punca dikumpulkan (dipanen) sebelum dimulainya terapi pengkondisian dan biasanya dibekukan hingga tiba saatnya untuk digunakan. Meskipun pada transplantasi autologus efek anti-tumor sepenuhnya bergantung kepada kemoterapi dosis tinggi, HSC alogenik juga dapat memiliki aktivitas imun yang bermanfaat untuk membunuh tumor/leukemia.
Bagaimanakah cara memperoleh sel punca hematopoietik untuk transplantasi?
Terdapat dua cara untuk memperoleh HSC.
Cara yang lebih umum dilakukan adalah dengan mengumpulkannya dari aliran darah, atau “panen sel punca darah periferâ€. Dalam prosedur ini, darah diambil dari satu lengan dan kemudian masuk ke dalam sebuah mesin yang menyaring sel-sel punca dan sel-sel darah putih. Sisa darah dikembalikan melalui lengan yang satunya untuk membentuk suatu “sirkuitâ€.
Cara yang kedua adalah untuk mengekstrak HSC secara langsung dari tulang-tulang yang besar, biasanya dari panggul dan biasanya dilakukan dengan bius umum. Ini disebut dengan panen sumsum tulang dan sekarang ini lebih jarang dilakukan.
Sumber lain dari HSC adalah sel darah tali pusat yang digunakan dalam transplantasi darah tali pusat. Ini diambil dari tali pusat bayi segera setelah ia lahir, sebelum plasentanya keluar. Sel-sel ini kemudian dibekukan untuk digunakan di kemudian hari. Pengambilan darah tali pusat tidak memiliki risiko atau menyebabkan nyeri pada ibu atau bayi saat dilakukan setelah kelahiran melalui vagina maupun caesar.
Siapakah donor yang sesuai?
Mencocokkan jenis sistem HLA merupakan cara yang paling penting untuk menentukan apakah sistem kekebalan tubuh pasien dan donor memiliki kesesuaian.
Penentuan yang akurat akan kesesuaian sistem kekebalan tubuh sangatlah penting untuk memperkecil kegagalan transplantasi dan serangan yang mematikan dari sel-sel donor terhadap jaringan normal pasien (penyakit graft-versus-host atau GvHD).
Donor terbaik adalah donor saudara kandung yang memiliki kesesuaian yang lengkap “10/10â€, kemudian diikuti oleh donor yang tidak memiliki hubungan saudara namun memiliki kesesuaian/unrelated donor (URD). Kemungkinan saudara kandung dari orang tua yang sama memiliki kesesuaian sebesar 25 persen sebagai penerima transplantasi.
Bagi pasien yang tidak dapat menemukan saudara kandung atau donor yang tidak memiliki hubungan saudara yang memiliki kesesuaian, darah tali pusat yang tersedia sebagai sumbur HSC beku yang siap pakai dapat digunakan.
Bagaimanakah prosedur transplantasinya?
Pasien perlu memiliki tingkat kebugaran yang memadai untuk siap menjalani prosedur. Pada transplantasi alogenik, donor bagi pasien juga harus menjalani pemeriksaan.
Pasien diberikan beraneka obat-obatan untuk membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi bakteri, virus dan jamur saat mereka menjalani terapi pengkondisian. Setelah terapi pengkondisian, sel-sel punca diinfuskan ke dalam aliran darah (biasanya selama 30 hingga 60 menit), mirip dengan prosedur transfuse darah.
Pada transplantasi alogenik, pasien juga akan diberikan obat-obatan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penolakan transplantasi dan GvHD.
Setelah infus selesai, HSC akan menetap pada sumsum tulang dan mulai bertumbuh. Ini biasanya memakan waktu sekitar 10 hingga 14 hari pada transplantasi sel punca darah perifer.
Bagaimanakah hasilnya?
Hasil dari HSCT telah mengalami perbaikan tahun demi tahun. Halangan terbesar bagi kelangsungan hidup jangka panjang yang sampai sekarang masih ada meliputi GvHD yang terjadi belakangan dan kekambuhan penyakit.
Untuk tujuan ini, strategi untuk memanipulasi sel punca agar semakin dapat membunuh tumor dan rekayasa sel kekebalan tubuh yang secara istimewa dapat membunuh sel-sel kanker darah telah dikembangkan dan perlahan-lahan mulai menjadi golongan yang lebih utama.
Efek samping dan komplikasi
Efek samping dan komplikasi dapat terjadi pada semua jenis pengobatan dan setiap pasien dapat mengalaminya secara berbeda. Bagi pasien-pasien yang menjalani transplantasi sel punca, efek samping dapat terjadi setelah prosedur atau sebagai akibat dari terapi pengkondisian itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi:- Infeksi
- Pendarahan
- Rendahnya jumlah sel-sel darah
- Mual dan muntah
- Diare
- Hilangnya nafsu makan
- Luka pada mulut yang menyebabkan nyeri saat menelan
- Gangguan saraf dan otot
- Penolakan transplantasi
- Penyakit graft-versus-host atau GvHD
- Ketidaksuburan
- Kanker kedua
DIPOSTING DI | Perawatan Kanker |
LABEL | efek samping yang umum dari pengobatan kanker, kanker darah, sumsum tulang belakang, terapi sel punca, transplantasi organ untuk pengobatan kanker |
BACA SELENGKAPNYA TENTANG | Dimaksud Dengan Leukemia Limfositik Kronis (LLK), Dimaksud Dengan Leukemia Mieloid Kronis (LMK), Leukemia, Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Pada Orang Dewasa , Leukemia Mieloma Akut (LMA) , Limfoma, Limfoma Hodgkin, Limfoma Non-Hodgkin |
DITERBITKAN | 27 November 2017 |