Berita & Artikel
Radioterapi (Terapi Radiasi): Cara Kerja & Apa Yang Terlibat
Tepat sasaran
Radioterapi merupakan suatu cara mengobati kanker yang telah diakui. Dr Edward Yang Tuck Loong dari Parkway Cancer Centre membahas mengenai cara kerjanya dan apa saja yang terlibat.
Terapi radiasi, atau radioterapi, memainkan peran penting dalam pendekatan multidisiplin untuk menangani kanker yang meliputi operasi dan kemoterapi.
Dalam beberapa diagnosis, radioterapi dapat memainkan peran penyembuh yang utama sebagai modalitas primer dalam mengobati tumor. Radioterapi juga dapat digunakan sebagai adjuvan atau terapi pasca operasi untuk meningkatkan kendali terhadap tumor primer dan, oleh sebab itu, meningkatkan kemungkinan penyembuhan jangka panjang. Radioterapi memainkan peran penting dalam meringankan penyakit kanker stadium lanjut dan yang telah menyebar.
Dengan demikian, terapi radiasi dapat diberikan sebelum, selama, atau setelah pengobatan kanker, seperti misalnya operasi, kemoterapi, dan imunoterapi guna meningkatkan angka keberhasilan pengobatan. Bagaimana dan kapan diberikan akan bergantung kepada jenis kanker yang diobati, kondisi serta parahnya penyakit, dan apakah tujuan pengobatan untuk menyembuhkan atau meringankan.
Radioterapi menggunakan sinar X berenergi tinggi untuk merusak DNA sel-sel kanker, sehingga sel-sel tumor mati dalam proses mencoba untuk membelah diri. Hal ini mencegah tumor bertumbuh dan berpotensi mengurangi kemampuannya untuk menyebar. Karena mengurangi ukuran dan dampak tumor, radioterapi juga efektif dalam meredakan gejala, seperti misalnya nyeri, pendarahan, dan penyumbatan.
Untuk memperkecil kerusakan pada organ-organ sehat di sekitarnya, berkas radiasi biasanya ditujukan dan “dibentuk” setepat mungkin, agar hanya menargetkan tumor atau bagian organ yang terkena.
Dengan kemajuan teknologi modern dan teknik dan teknologi digital, berkas radiasi dapat dibentuk dan dimodulasi untuk secara optimal menyesuaikan dengan target yang dirancang untuk dihantamnya. Karena kemajuan ini, risiko terjadinya kerusakan kolateral, ketepatan, dan, oleh sebab itu, efektivitas radioterapi untuk menyembuhkan kanker secara total dan mengurangi efek samping pengobatan kanker, telah mengalami peningkatan yang sangat besar.
Mengombinasikan pengobatan
Radioterapi dapat digunakan dalam kombinasi dengan operasi, kemoterapi, atau imunoterapi.
Sebagai contoh, radioterapi dapat diberikan sebelum operasi untuk memperkecil tumor agar memudahkan untuk mengambilnya. Radioterapi juga dapat diberikan selama operasi untuk mengurangi kemungkinan kembalinya kanker; ini biasanya dilakukan melalui terapi radiasi intra operasi, dimana radiasi diantarkan secara langsung ke sebuah tumor atau bantalan tumor selama operasi, sehingga tidak mengenai jaringan normal di dekatnya. Radioterapi juga dapat diberikan setelah operasi sebagai radioterapi adjuvan pasca operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa.
Radiasi juga sering kali dikombinasikan dengan kemoterapi, yang melibatkan pemberian obat secara intravena atau oral guna memberikan dampak terhadap sel-sel kanker. Obat-obatan ini dapat meningkatkan sensitivitas sel-sel terhadap radiasi – kami menyebutnya sebagai kemoradioterapi yang beriringan. Obat-obatan ini berpotensi untuk “melemahkan” sel-sel tumor terhadap radioterapi sehingga memberikan respons dan hasil yang lebih baik. Hal ini terutama dapat dilihat pada tumor kepala dan leher, kanker paru, dan tumor otak tertentu serta kanker ginekologi. Radioterapi juga dapat dikombinasikan dengan imunoterapi, yaitu suatu bentuk pengobatan baru yang memperkuat sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan kanker. Sama seperti kombinasi terapi radiasi dengan kemoterapi atau operasi, terapi radiasi dapat digunakan untuk melengkapi efektivitas imunoterapi.
Radioterapi:
Apa saja yang terlibat
Proses pemberian terapi radiasi umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
Konsultasi: Seorang dokter ahli onkologi radiasi akan merekomendasikan dan membahas pilihan pengobatan, seperti misalnya jenis terapi radiasi apa yang akan diberikan, seberapa sering dan untuk berapa lam, serta efek sampingnya. Setelah diputuskan, maka akan dijadwalkan simulasi CT.
Simulasi CT: Simulasi CT dilakukan untuk menentukan secara terapi bagaimana radiasi harus dilakukan, dengan mempertimbangkan lokasi, bentuk, dan ukuran tumor. Penetapan posisi, teknik imobilisasi, dan daerah anatomi diputuskan dalam prosedur ini sehingga perencanaan pengobatan radioterapi dapat dilakukan.
Perencanaan pengobatan: Citra CT yang diperoleh dari simulasi CT digunakan untuk memprediksi secara tepat bagaimana dosis radiasi akan ditempatkan di dalam tubuh pasien, sehingga memungkinkan dokter ahli onkologi radiasi untuk menentukan bagaimana mengobati tumor dengan efek samping yang sekecil mungkin. Organ-organ yang berisiko (organ-organ penting) yang berada di dekat atau di antara tumor sejauh mungkin dihindari dan dosis terhadap mereka dibatasi dalam rencana yang berikutnya akan dibuat. Dokter ahli onkologi radiasi akan memastikan bahwa lokalisasi volume target dan batas keamanan pengobatan sudah memadai.
Ini kemudian diserahkan kepada Fisikawan Medis atau Petugas Dosimetri Kesehatan yang akan menyusun beragam pendekatan (rencana) untuk menyinari tumor dengan aman dan akan mendiskusikannya dengan Dokter Ahli Onkologi Radiasi yang pada akhirnya akan memutuskan pilihan terbaik guna memastikan distribusi dosis yang paling baik terhadap tumor serta keamanan dan risiko yang paling kecil terhadap jaringan yang berada di dekatnya. Sebelum rencana yang terpilih diterapkan, uji baku mutu dilakukan dengan menggunakan sebuah model yang membantu untuk memastikan bahwa rencana tersebut akurat dan dapat diberikan.
Pengobatan harian: Setelah memastikan baku mutu rencana tersebut, terapi radiasi dapat dimulai. Selama pengobatan, panduan citra juga diterapkan, apakah dengan CT berkas kerucut atau pencitraan portal elektronik, guna memastikan akurasi harian rencana yang dilakukan. Selain itu, dalam beberapa kasus, dimana terjadi perubahan yang jelas pada ukuran atau bentuk tumor pasien akibat penurunan atau peningkatan berat badan, mungkin dibutuhkan simulasi CT lainnya dan perencanaan ulang untuk memastikan keamanan pasien dan ketepatan radiasi yang diberikan. Selama rangkaian pengobatan, akan dilakukan konsultasi secara teratur agar perkembangan pengobatan pasien dapat ditinjau dan didiskusikan.
Konsultasi lanjutan: Setelah pengobatan selesai, dokter akan menjumpai pasien untuk konsultasi lanjutan. Tindak lanjut merupakan upaya tim yang dilakukan oleh semua dokter lain yang terlibat. Tindak lanjut ini juga akan meliputi pencitraan dan pemeriksaan darah bila perlu.
Radioterapi: Apa yang dapat Anda lakukan
Bila Anda akan menjalani radioterapi, berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda lakukan:
Banyak beristirahat: Meskipun Anda dapat tetap bekerja saat menjalani radioterapi, pantaulah kondisi Anda dengan ketat dan beri tahu dokter bila Anda merasa sangat lelah atau tidak nyaman. Penting untuk beristirahat dengan cukup, karena hal itu akan membuat penyembuhan Anda menjadi lebih efektif.
Jagalah penampilan yang positif: Dapatkan dukungan dari keluarga dan teman untuk melalui pengobatan ini. Bila Anda mengalami kesulitan, kegelisahan, atau depresi, sangat direkomendasikan untuk mencari bantuan konseling profesional.
Jalani diet yang seimbang: Memelihara gizi yang baik akan membantu Anda menghadapi tekanan radioterapi.
Tetap terhidrasi: Minumlah banyak cairan untuk membantu tubuh Anda menyembuhkan diri secara efektif.
Lindungi kulit Anda: Kulit Anda kemungkinan akan menjadi lebih sensitif setelah radiasi. Gunakan pelembab yang bebas pewangi dan paraben untuk meminimalkan iritasi dan jagalah kebersihan diri guna menjaga agar area terapi tetap bersih dan bebas infeksi.
Mengatasi efek samping: Efek samping yang umum dari radioterapi meliputi mual, haus, dan lelah. Efek samping yang lebih spesifik bergantung kepada area yang diterapi. Efek samping ini dapat terjadi, namun dengan teknik radioterapi yang lebih canggih, efek sampingnya jauh lebih sedikit saat ini. Efek samping yang khusus untuk:
- Radiasi tengkorak: Sakit kepala, mual, pusing, penglihatan ganda dan gejala gangguan saraf lainnya, kerontokan rambut yang bersifat sementara.
- Radiasi kepala dan leher: Mukositis dan hilangnya rasa pada lidah, kekeringan pada mulut dan berlebihnya air liur yang berlendir, sakit tenggorokan, nyeri saat menelan, hilangnya suara, reaksi pada kulit.
- Radiasi dada: Batuk, rasa tidak nyaman saat menelan, suara parau.
- Radiasi perut dan panggul: Gastritis, kolik dan terdapat gas di dalam usus, diare, sedikit nyeri, dan sering buang air kecil.
- Penyinaran payudara: Sedikit nyeri pada payudara, reaksi yang ringan pada kulit.
Bila Anda sedang hamil atau khawatir akan kesuburan Anda
Efek radiasi terhadap kesuburan bergantung kepada jenis kanker yang diobati. Sebagai contoh, terapi radiasi untuk pasien kanker payudara tidak akan memengaruhi kesuburan, namun pengobatan kanker pada perut, serviks, dan panggul akan memengaruhi kesuburan. Penting untuk tidak menjadi hamil hingga pengobatan selesai, karena radiasi dapat memengaruhi janin. Dan bila Anda berencana untuk memiliki anak, bicaralah dengan dokter Anda untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh terapi radiasi terhadap kesuburan dan kehamilan. Kok Bee Eng
LABEL | efek samping yang umum dari pengobatan kanker, imunoterapi, kanker & kehamilan, radioterapi (terapi radiasi), tumor |
BACA SELENGKAPNYA TENTANG | Kanker Paru-Paru, Kanker Payudara |
DITERBITKAN | 15 Agustus 2019 |