Mindfulness - Hadir Bersama Kanker

Disumbangkan oleh: Chia Hui Erl

Mindfulness: Menjadi khusyuk dengan kanker

Penasihat Pusat Kanker Parkway Chia Hui Erl berbicara tentang bagaimana pasien dapat mengelola perjalanan mereka dengan kanker dengan belajar untuk khusyuk atau sadar berada pada saat ini.

Terdiagnosis kanker adalah pengalaman yang sangat menegangkan karena implikasinya yang mengancam jiwa dan adanya potensi efek samping dari pengobatan. Diagnosis ini membuat trauma tidak hanya untuk pasien tetapi juga untuk keluarga mereka, karena dapat memiliki implikasi yang signifikan pada kesejahteraan psikologis baik secara jangka pendek mau pun jangka panjang mereka.

Kemungkinan hilangnya rutinitas dan prediktabilitas, dan hilangnya kontrol yang dirasakan, menantang rasa aman pasien.

Ada kekhawatiran tentang masa depan, ten-tang pengobatan, dan tentang kambuhnya kanker. Ada juga kekhawatiran tentang efek samping terkait pengobatan seperti mual, muntah, diare dan sariawan.

Kekhawatiran ini dapat memperparah rasa takut dan memicu kecemasan, menambah perasaan depresi yang dialami pasien.

Karena itu, kanker dapat mempersulit pasien untuk hadir atau berada dan sepenuhnya terlibat dengan apa yang terjadi. Dengan pikiran mereka yang sibuk dengan kek-hawatiran dan perasaan tertekan, sebagian besar pasien berjuang untuk hadir dan menyadari waktu yang mereka miliki saat ini.

Mengingat sifat kronis kanker dan pemicu stres emosional dan fisiknya yang kompleks, mereka yang hidup dengan dan di luar kanker menghadapi banyak krisis dan tan-tangan. Mereka mungkin berjuang untuk mengatasi gejala-gejala seperti tekanan emo-sional dan efek sampingnya, perubahan hidup, dan ketidakpastian tentang masa de-pan.

Karena itu diperlukan intervensi, untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi stres dan gejala-gejala ini. Salah satu intervensi tersebut adalah Pengu-rangan Stres Berbasis Mindfulness (MBSR).

Dikembangkan oleh Profesor Jon Kabat-Zinn, MBSR pertama kali diperkenalkan pada tahun 1979 di klinik pengurangan stres rawat jalan di University of Massachusetts Medical Center. Kemanjurannya telah diteliti secara ekstensif selama beberapa dekade, dan studi tentang mindfulness atau kekhusyukan dalam onkologi telah berkembang sejak tahun 2000.

Penelitian telah menunjukkan potensi MBSR dalam memperbaiki perasaan dan pola tidur, fungsi dan penyesuaian psikologis, mengurangi kelelahan dan stres, meningkat-kan manajemen pengelola emosi dan kesejahteraan pada pasien kanker. Contoh prak-tik mindfulness termasuk meditasi duduk, meditasi pemindaian tubuh, yoga mindful, dan latihan pernapasan.

Meditasi mindfulness adalah salah satu jenis terapi pikiran-tubuh yang semakin populer, dan mendapatkan kredibilitas di dunia onkologi.

Profesor Jon mendefinisikan mindfulness atau kekhusyukan sebagai "memperhatikan dengan cara tertentu: dengan sengaja, pada saat ini, dan tanpa menghakimi". Praktik ini pada dasarnya adalah kondisi keberadaan, dan dapat dimasukkan dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari.

Bagaimana kehidupan yang penuh kekhusyukan rele-van dengan pengalaman pasien kanker, dan bagaimana hal itu dapat membantu meningkatkan kesejahteraannya?

Pasien dengan gejala kecemasan sering mengalami pikiran cemas dan merasakan kepu-tusasaan serta ketidakberdayaan, yang selanjutnya dapat mendorong suasana hati menjadi depresi.

Kecemasan dan depresi dipicu oleh keterlibatan dalam kekhawatiran dan perenungan (misalnya, "Bagaimana jika perawatannya tidak berhasil?" Atau "Apakah ada akhir dari penderitaan saya?"). Penghindaran pengalaman dari kondisi nyeri, serta kecemasan dan depresi, dapat menyebabkan penderitaan lebih lanjut.

Mempraktikkan kekhusyukan adalah tentang mengamati pikiran ketika pikiran tersebut muncul, alih-alih terserap dalam pikiran tersebut, pasien dapat menunda upaya dengan mengendalikan pikiran dan perasaan tersebut, dan mengamati pikiran-pikiran ini tanpa menghakimi dan menerimanya sebagaimana adanya. Ini dapat membantu pasien berhubungan dengan pengalaman mereka secara berbeda dan menerima kondi-si mereka tanpa obrolan mental yang menciptakan kecemasan.

Dengan membawa perhatian ke dalam diri, mindfulness memberdayakan pasien untuk mengambil sikap proaktif dan sadar untuk mengarahkan perhatian mereka ke pen-galaman saat ini, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Ini dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mengalami sensasi sakit tanpa bereaksi dengan emosi yang berlebihan, yang dapat membantu mengurangi tekanan.

Penggunaan mindfulness adalah intervensi yang menjanjikan dalam perawatan kanker, berpotensi melintasi berbagai jenis kanker. Namun, ini bukan konsep bahwa, setelah mendengarnya, seseorang menjadi hadir dan memutuskan untuk hidup di masa sekarang dan menuai manfaat potensial dari berkurangnya kecemasan dan gejala depresi dengan instan.

Sebaliknya, kekhusyukan adalah sesuatu yang harus dikem-bangkan seiring waktu dengan usaha dan praktik yang konsisten. Fokusnya adalah un-tuk mengalami hidup sepenuhnya dan berhubungan dengan diri kita sendiri (pikiran, emosi, pengalaman indrawi kita).

Seorang pasien pernah menceritakan kepada saya saat yang mengharukan yang dia alami, ketika perhatiannya terfokus pada sebatang pohon. Pemandangan itu membu-atnya menangis, “Saya tidak menyadari bahwa saya dikelilingi oleh kecantikan yang be-gitu indah,” katanya.

Pasien ini mengalami keajaiban ketika ia hadir bersama dirinya dan lingkungannya. Dia membuat janji dalam hatinya untuk menjalani hidup sepe-nuhnya. Momen tersebut menjadi momen dimana ia bisa mengkomunikasikan kemung-kinan tak terbatas.

DIPOSTING DI Kesehatan Psikologis
LABEL berpikir positif saat terkena kanker, diagnosis kanker, efek samping yang umum dari pengobatan kanker, kekambuhan / kambuhnya kanker, kelelahan, kualitas hidup pasien kanker, mengelola emosi, strategi perawatan diri, stres dan kanker, tips bagi pasien kanker
DITERBITKAN 20 Mei 2020