Lymphedema: Ketika jaringan tubuh membengkak


Apa itu lymphedema? Baca terus untuk mencari tahu apa yang terjadi ketika ada cacat dalam sistem limfatik dan bagaimana hal itu dapat ditangani.

Sistem limfatik bersama dengan sistem peredaran darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi tubuh. Dua sistem ini penting karena dua hal tersebut berfungsi untuk membersihkan jaringan dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh kita.

Dua fungsi utama sistem limfatik adalah:

  1. Untuk melawan infeksi karena kelenjar getah bening mengandung (sel pelawan bakteri) limfosit.
  2. Untuk membuang cairan dan limbah tidak berguna dari sistem kardiovaskular untuk memastikan bahwa tubuh kita tetap sehat.
     

Lymphedema terjadi ketika ada cacat di dalam sistem limfatik. Lymphedema adalah “penumpukan getah bening di ruang interstitial, terutama di jaringan lemak subkutan” dan ditandai dengan “penumpukan abnormal jaringan protein” (Foldi et al 1985).

Ada dua jenis lymphedema:

  • Lymphoedema Primer dengan komponen genetik yang mengakibatkan perkembangan abnormal sistem limfatik di dalam rahim.
  • Lymphoedema sekunder, biasanya paling berhubungan dengan operasi kanker atau perawatan kanker seperti radioterapi (artikel ini akan membahas hubungan tersebut).
     

Lymphedema sekunder dapat berkembang setiap saat setelah operasi dan perawatan kanker, daerah yang menjadi resiko adalah daerah yang menjadi tempat berkembang kanker dan jaringan di sekitarnya. Misalnya, jika Anda pernah menjalani operasi kanker payudara sebelah kiri dan kelenjar getah bening yang ada di sana telah dihilangkan, maka daerah yang paling berisiko terkena lymphedema adalah tungkai kiri dan payudara/ dada kiri Anda.

Tidak semua orang akan mengalami lymphedema bahkan jika mereka menjalani perawatan bedah dan/atau radioterapi yang menyebabkan kerusakan pada kelenjar getah bening atau pembuluh di sekitarnya.

Kadang-kadang sistem limfatik menyesuaikan dengan gangguan yang terjadi pada tubuh dan terkadang malah menemukan rute lain agar getah bening tetap mengalir. Dalam keadaan demikian, sistem tetap berfungsi normal dan tidak ada tandatanda terjadi edema.

Tanda dan gejala

Ketika terjadi penumpukan cairan, Anda akan dapat melihat tanda-tanda dan gejala di daerah yang terkena. Gejala dan tanda-tanda ini terlihat jelas apabila dibandingkan dengan bagian/daerah tubuh yang tidak dioperasi.

  • Merasa sesak dan/atau terbebani dalam artian sebenarnya, misalnya jam tangan atau pakaian terasa lebih sempit atau meninggalkan bekas ketika sebelumnya tidak ada
  • Pembengkakan yang mulai terlihat
  • Pembengkakan tetap terlihat meski pun telah beristirahat semalam atau menjaga anggota badan dalam posisi tinggi
  • Kulit terasa kencang/bengkak/terbakar
  • Perubahan kulit, misalnya terjadi penebalan atau peradangan
     

Selulitis, infeksi bakteri pada kulit, dapat terjadi pada kasus lymphedema parah yang tidak tertangani. Tindakan prioritas yang bisa dilakukan adalah mendapatkan saran dari dokter dan mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.

Tahap terjadi lymphedema

Menurut Masyarakat Lymphologi Internasional (International Society of Lymphology (ISL)), tahapan terbentuknya lymphedema adalah:

  • Tahap 0: Pembengkakan tidak terlihat jelas meskipun jaringan getah bening sudah terganggu.
  • Tahap 1: Ini merupakan awal mula terbentuknya lymphedema di mana terjadi penumpukan cairan dari jaringan yang bersebelahan dengan elevasi tungkai. Pembengkakan bisa jadi saling beradu pada tahap ini.
  • Tahap 2: Elevasi tungkai tidak mengurangi pembengkakan dan saling adu antar pembengkakan tetap terjadi.
  • Akhir Tahap 2: Bisa terjadi atau bisa juga tidak terjadi saling adu antar jaringan karena jaringan fi brosis lebih terlihat jelas.
  • Tahap 3: Jaringan menjadi keras (fi brosis) dan saling adu tidak terlihat. Ada perubahan yang terjadi pada kulit seperti penebalan, hiperpigmentasi, meningkatnya lipatan kulit, timbunan lemak dan kutil yang tumbuh.
     

Bersikap waspada terhadap masalah-masalah yang timbul adalah langkah pertama dalam mengatur atau mencegah lymphedema.

Deteksi dan penanganan dini akan menghasilkan hasil terbaik karena lebih mudah untuk mengobati lymphoedema di stadium awal 1 dari tahapan terbentuknya lymphedema versi ISL.

Menangani lymphoedema

Tindakan terbaik untuk menangani lymphoedema adalah terapi decongestive limfatik (DLT) / terapi decongestive lengkap (CDT). DLT merupakan perawatan yang sangat individual dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Lewat pemeriksaan yang komprehensif oleh terapis yang terlatih, DLT biasanya akan terdiri dari beberapa sesi yang bisa dilaksanakan dalam hitungan bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan terdiri dari semua atau kombinasi berikut:

1. Drainase manual getah bening (MLD)

Teknik pijat khusus dilakukan oleh terapis lymphedema terlatih untuk meredam kongestasi, merangsang dan mengarahkan agar getah bening ke jalurnya. MLD dapat melunakkan dan mengurangi edema. Pasien juga akan diajarkan bagaimana melakukan drainase diri sederhana sebagai bagian dari penanganan diri sendiri.

2. Terapi Kompresi

Perban multilayer lymphedema (MLLB): Ini adalah cara yang digunakan untuk membentuk dan menormalkan kembali bentuk dan ukuran tungkai. Perawatan ini biasanya dilakukan pada fase intensif awal manejemen untuk anggota badan yang membengkak dan anggota badan dengan jaringan keras atau fi brosis.

Pakaian kompresi: Cara ini termasuk pakaian kompresi untuk siang hari/malam/penerbangan dan bisa dibuat dengan disesuaikan atau yang sudah tersedia secara komersial di pasaran. Terapis biasanya akan merekomendasikan memakai kompresi ketika kontur dan lingkar anggota badan sudah stabil; pakaian harus disesuaikan dengan gaya hidup dan anjuran dokter. Pasien akan diukur dan pakaian ini kemudian dilengkapi dan secara teratur akan dievaluasi untuk tingkat keberhasilannya. Idealnya, setiap pasien mempunyaidua set pakaian, sehingga satu set lainnya dapat dicuci sementara yang lain sedang dipakai.

Intermiten kompresi pneumatik (IPC): Cara ini dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk MLD dengan pengawasan seorang terapis.

3. Olahraga dan latihan

Olahraga disini termasuk latihan pernapasan dalam dan latihan range of motion (ROM) yang digabungkan bersama dengan latihan pembiasan umum untuk meningkatkan efi siensi limfatik dan kardiovaskular, sistem muskuloskeletal.

4. Perawatan kulit

Perawatan kulit dilakukan untuk memastikan bahwa kulit terhidrasi dengan baik dan difungsikan sebagai pelindung. Perawatan dan tindakan pencegahan perlu diajarkan untuk mencegah risiko lymphedema, misalnya:

  • Pemeriksaan harian untuk memeriksa setiap luka/gigitan/lecet pada kulit.
  • Tidak melakukan pengukuran tekanan darah pada lengan yang berisiko jika telah dilakukan operasi kanker payudara
  • Hindari mandi air panas
  • Pastikan pakaian dan pakaian dalam pas dan tepat.
     

5. Membangun rutinitas sehari-hari

  • Latihan pernapasan dalam
  • Latihan peregangan
  • Drainase lembut yang dilakukan diri sendiri
  • Menjaga kulit tetap lembab dan bebas dari cedera
  • Makan diet seimbang
     

6. Pendidikan bagi pasien / keluarga / pengasuh

Seorang terapis okupasi (OT) DLT terlatih dapat membimbing pasien baik melalui fi sik tapi juga aspek psikososial dan emosional yang dialami.

Pendekatan holistik harus diadopsi dan dipakai dengan tujuan akhir untuk memberdayaan pasien sehingga bisa melanjutkan hidup mandiri dan bermakna sejauh mungkin.

Selain rehabilitasi fi sik pasien, OT juga akan mampu memberikan saran mengenai aktivitas hidup sehari-hari dan saran ergonomis, eksplorasi santai, saran untuk kembali bekerja dan membantu memberikan resolusi masalah kepada pasien, keluarga, dan pengasuh yang mungkin tidak mengerti di luar aspek medis dari diagnosis.
 

* Untuk informasi lebih lanjut tentang sistem limfatik dan limfedema, silakan kunjungi http://www.breastcancer.org/treatment/lymphedema/how/lymph_system

Sumber: Pusat Rehabilitasi Mount Elizabeth (Terapi Okupasi)  

LABEL limfedema, pembengkakan kelenjar getah bening / kelenjar getah bening yang membengkak, pusat rehabilitasi mount elizabeth, sistem limfatik
DITERBITKAN 07 November 2016