Kanker Serviks & Dampaknya terhadap Kesehatan Mental: Memahami & Mengatasi Rasa Kehilangan


Kanker serviks dan pengobatannya dapat berakibat pada kesehatan mental perempuan dan mengakibatkan rasa kehilangan. Konselor Jaime Yeo berbagi lebih banyak tentang bagaimana wanita dapat mengatasi rasa kehilangan ini.

Kanker serviks adalah kanker keempat yang paling banyak di alami wanita di seluruh dunia1, dan kanker paling banyak kesepuluh di alami wanita di Singapura2. Pada tahun 2020 saja, kanker serviks telah menyerang sekitar 604.000 wanita dan menyebabkan 342.000 kematian di seluruh dunia3.

Meskipun sebagian besar wanita akan mengkhawatirkan dampak fisik dari kanker serviks dan pengobatannya, namun yang jarang dibahas adalah implikasi penyakit ini terhadap kesehatan mental mereka. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan kanker serviks mungkin lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup.

Perubahan fisik yang mungkin terjadi

Pertama-tama, kita harus memahami bagaimana kanker serviks dan pengobatannya dapat memengaruhi perempuan secara fisik. Tergantung pada pengobatan yang diberikan, beberapa wanita mungkin harus menjalani histerektomi (prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim) dan mungkin juga harus mengangkat indung telur mereka.

Prosedur-prosedur ini dapat menyebabkan menopause yang tiba-tiba, yang dapat menyebabkan perubahan hormonal. Efek sampingnya dapat berupa kemandulan, kekeringan vagina dan kesulitan seksual, di samping gejala-gejala menopause lainnya. Dalam menghadapi kanker, menjalani perawatan seperti kemoterapi berarti mengelola segala gejala yang ada seperti nyeri, kelelahan, dan mual.

Perubahan dan pengalaman rasa kehilangan

Perubahan fisik ini dapat mempengaruhi kualitas hidup, hubungan dan keintiman seksual, rasa percaya diri, serta perencanaan keluarga. Ketika terjadi perubahan yang signifikan dalam hidup kita, selalu ada rasa kehilangan.

Setiap wanita yang memiliki rasa kehilangan ini berbeda-beda. Bagi sebagian orang, ini seperti kehilangan kenyamanan, gaya hidup atau identitas, dan bagi yang lain juga seperti kehilangan waktu, kesempatan, atau rencana masa depan untuk memulai sebuah keluarga.

Kehilangan adalah pengalaman manusia yang universal, tidak hanya terbatas pada perempuan dengan kanker serviks, namun hal ini pun akan memunculkan segudang emosi yang berbeda dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan normal yang baru.

Menghadapi rasa kehilangan selama menderita kanker serviks

Mengarungi masa-masa kehilangan bisa menjadi sesuatu yang membingungkan dan menantang. Ini adalah proses kesedihan yang menciptakan kekosongan dalam hidup Anda dan tampak sangat sulit untuk dipahami dan diisi kembali.

Sangatlah wajar jika Anda merasa sedih atau frustrasi di selama proses tersebut. Coba berikan diri Anda waktu dan ruang yang dibutuhkan untuk memproses kehilangan tersebut dan secara bertahap membangun kembali hidup Anda.

Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu:

  1. Akui Rasa Kehilangan

    Luangkan waktu untuk mengenali atau mencatat hal-hal penting dalam hidup Anda yang telah 'hilang' akibat kanker serviks.

    Mengakui hal tersebut bukan berarti Anda harus menerima sepenuhnya sekarang, tetapi cukup dengan mengakui bahwa hal-hal tersebut penting dalam hidup Anda.

    Akui juga perasaan yang mungkin timbul akibat kehilangan yang mendadak, kemarahan, kekecewaan, atau kesedihan-dan biarkan diri Anda bersedih. Mendengarkan pengalaman kehilangan dan kesedihan orang lain saat Anda berbagi pengalaman dapat membantu Anda merasa bahwa Anda tidak berjuang sendirian. Kehilangan merupakan pengalaman yang universal dan datang dalam berbagai bentuk.

  2. Jaga Emosi

    Kenali apa yang Anda rasakan dan berilah nama yang spesifik pada emosi Anda agar dapat membantu Anda dalam mengendalikannya (misalnya, ketakutan, kesedihan, frustrasi, kesepian, dll).

    Pahami mengapa Anda merasa seperti itu, dan apakah ada pikiran spesifik atau tidak (misalnya, "Saya lemah dan tidak sehat karena kanker saya") atau peristiwa yang cenderung memicu emosi.

    Ketika emosi Anda terasa berlebihan, luangkan waktu untuk mengaturnya. Anda dapat melakukannya dengan berbicara dengan seseorang, berjalan-jalan/berlari, melakukan latihan pernapasan atau meditasi, berdoa, membuat diary, atau terlibat dalam kegiatan seni. Temukan apa yang paling cocok untuk Anda.

  3. Jaga Relasi

    Memiliki tim yang mendukung akan sangat membantu Anda melewati masa-masa kehilangan, meskipun itu adalah lingkaran kecil keluarga dan teman dekat. Hal ini juga membantu untuk menyadari bahwa mungkin tidak ada orang yang dapat memahami Anda sepenuhnya dan memenuhi semua kebutuhan Anda.

    Namun demikian, dukungan dapat datang dengan berbagai cara dari orang-orang yang berbeda. Anda mungkin memiliki seorang teman yang sangat baik dalam menawarkan bantuan praktis, seperti memberikan makanan dan transportasi, sementara orang lain dapat menjadi pendengar yang lebih baik yang membuat Anda merasa nyaman untuk membicarakan perasaan terdalam Anda.

    Bersikaplah terbuka untuk memulai berhubungan dengan orang lain, dan pelajari juga cara mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan Anda. Terkadang, Anda mungkin juga perlu membuat batasan dengan mereka yang belum siap untuk terbuka.

    Anda juga dapat menjangkau komunitas yang mengalami kanker agar bisa lebih memahami hal yang Anda alami, atau berbicara secara pribadi dengan profesional kesehatan mental seperti konselor.

  4. Ciptakan Kebaikan dan Harapan

    Sisi lain dari pengalaman kehilangan adalah bahwa banyak orang juga dapat mengambil banyak pembelajaran, perkembangan dan bahkan kebaikan walaupun dalam situasi yang paling menyakitkan.

    Ingatlah bahwa Anda itu lebih dari apa yang telah terjadi pada Anda. Berlatihlah untuk bersyukur atas hal-hal positif kecil dan besar dalam hidup Anda, berpeganglah pada harapan, dan terbukalah pada segala kemungkinan baru dan kebaikan yang dapat muncul dari situasi tersebut.

Dapatkan Dukungan

Sebagian besar orang mungkin mengaitkan diagnosis atau pengobatan kanker dengan gambaran stereotip penderita kanker, yaitu lemah, sakit-sakitan, dan rambut rontok. Bagi banyak perempuan yang mendapatkan diagnosis kanker, pikiran untuk kehilangan rambut atau penampilan fisik mereka menjadi hal yang menakutkan.

Mungkin juga ada beberapa persepsi sosial, yang tidak benar, bahwa kanker serviks disebabkan oleh perilaku seksual yang berisiko. Perempuan mungkin merasa malu untuk didiagnosis atau mengungkapkan diagnosis mereka kepada orang lain.

Jika Anda merasa perlu berbicara dengan seseorang tentang apa yang Anda alami, hubungi profesional kesehatan mental. Terkadang ada keraguan karena stigma mengenai kesehatan mental. Namun, berbicara dengan seorang profesional akan sangat membantu Anda menyuarakan, mencerna segala pikiran dan perasaan Anda yang berlebihan, serta mendapatkan perspektif baru dalam prosesnya.

Anda dapat menemui konselor, terapis, atau psikolog untuk terapi bicara, atau memutuskan untuk menemui psikiater yang merupakan seorang dokter medis yang bisa meresepkan obat untuk meringankan suasana hati Anda. Di Parkway Cancer Centre, ada juga konselor yang bisa Anda ajak bicara.

1World Health Organization, 2022
2Singapore Cancer Registry Annual Report 2020
3World Health Organization, 2022

Supporting someone with cervical cancer

DIPOSTING DI Kehidupan setelah Kanker, Kesehatan Psikologis, Perawatan Kanker
LABEL konselor kanker
BACA SELENGKAPNYA TENTANG Kanker Serviks
DITERBITKAN 01 Juni 2023